Posted on 03 October 2022 by mediappti
(Hari Pertama : Ust. Baihaqi)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185 yang artinya :
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah: 185)
Secara logika kita sebagai seorang manusia yang diberikan kesempatan dan keutamaan dengan memiliki akal untuk berfikir, tentunya kita akan bersiap-siap untuk menghadapi sesuatu apalagi hal ini merupakan suatu hal yang telah kita ketahui dan kita tunggu-tunggu sebelumnya. Contohnya saja seperti akan menghadapi ujian, apakah ada diantara kalian yang menghadapi ujian tanpa ada persiapan? Tentunya hasilnya akan berbeda dengan yang mempersiapkannya dengan baik sebelumnya. Begitupun dengan bulan ramadhan. Akan terasa perbedaan dan kualitas daripada orang-orang yang mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum bertemu dengan bulan ramadhan sepantas mungkin untuk mendapatkan berkah dan ganjaran yang berlipat-lipat kelak.
Disebutkan disini (dalam kitab) bahwasannya dalam menyambut bulan ramadhan telah tersedia bermacam-macam nikmat yang Allah SWT siapkan untuk para hamba-hamba-Nya dan diantara nikmat Allah yang agung tersebut ialah yang paling agung adalah Allah menjadikan beberapa musim dalam rangka untuk ibadah untuk menunjukan bahwasannya terdapat waktu-waktu khusus untuk ibadah-ibadah khusus contohnya seperti di bulan ramadhan ini dimana para mengurangi maksiat agar diampuni dosa-dosanya dan kesalahan-kesalahannya serta dilipat gandakan kebaikan-kebaikannya. Kalau di hari-hari biasa pada bulan-bulan lain, maka setiap 1 kebaikan kita akan dilipat gandakan dengan 10x lipat lebih banyak dari kebaikan yang kita lakukan sedangkan kalau di bulan ramadhan maka kita akan mendapatkan berkali-kali lipat balasan dari balasan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan di hari-hari biasa jauh lebih banyak dari balasan yang kita terima di hari-hari biasanya sebab di bulan ramadhan itu akan turun banyak sekali rahmat yang bergitu besar hingga yang rahmat dari Allah yang paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain ialah bulan ramadhan yang dipenuhi dengan barakah untuk para hamba-Nya. Untuk itulah kita sunnahkan untuk memperbanyak puasa dan mendirikan sholat sebagai bentuk usaha kita untuk mendapatkan barakah dan pahala dari Allah SWT.
Sesuai dengan firmal Allah dalam surat QS. Al Baqarah: 185 yang artinya :
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah: 185)
Keutamaan ramadhan itu diperuntukkan kepada para hamba Allah SWT dengna diturukannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas atau pembeda dari hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Perumpamaan orang tang tidak mendapatkan hidayah Al-Qur’an ialah seperti kedelai yang membawa buku yang artinya ia membawa bukunya atau membawa kitabnya akan tetapi tidak mengerti apa arti ataupun kandungan yang berada di dalamnya. Seperti yang tercantum dalam kitab bahwasannya dikatakan bahwa malaikat jibril mendoakan bagi siapa saja yang masuk ke dalam bulan ramadhan akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa maka dipercaya akan masuk ke dalam neraka dan Nabiyullah Muhammad SAW mengaminkan doa tersebut. Mereka yang berusaha dalam mencari rahmat dan ampunan Allah SWT pada bulan ramadhan ialah mereka yang memanfaatkan waktu dengan barakah yaitu dengan cara berdzikir, bersyukur serta bertasbih kepada Allah SWT serta menghidupkan siangnya untuk berpuasa dan beraktifitas bukan hanya dengan tidur saja dan menghidupkan malamnya dengan sholat ataupun membaca Al-Qur’an.
Maka dari itu celakah bagi siapapun yang masih bermaksiat di bulan ramadhan. Barang siapa yang masih melakukan maksiat di bulan ramadhan padahal setan dan jin-jin jahat telah dibelenggu dan pintu-pintu neraka sudah ditutup berarti terdapat 3 kemungkinan atasnya yakni :
1) Jiwanya sudah kotor oleh tindakan-tindakan yang tercela dan dibenci oleh Allah SWT
2) Dalam dirinya telah tertanamkan kebiasaan yang jelek yang pada akhirnya telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan tanpa memikirkan ganjaran yang akan diterimanya kelak
3) Karena ada setan yang tidak dibelenggu oleh Allah yakni adalah jin dan manusia yang mengajak kepada kejelekan
Semoga kita semua dijauhkan dari semua dijauhkan dari kemungkinan-kemungkinan tersebut dan bisa menyambut bulan ramadhan dengan penuh semangat dan keceriaan diiringi dengan ibadah yang terus kita lakukan demi mengharapkan Ridho Allah SWT. Amien Yaa Rabbal ‘Alamien.
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=IwL4sluEf-s (Kajian Spesial Persiapan Ramadhan 1443 H dalam channel Youtube Pesantren Tarbiyatul Iman Malang)